4 Contoh Portofolio Digital Marketing dan Cara Membuatnya
Contek contoh portofolio digital marketing dari para digital marketer profesional alumni RevoU di artikel ini dan pikat recruiter perusahaan impianmu!
digital-marketer
Amira Hayat
Saat melamar kerja, mungkin kamu pernah diminta untuk menyertakan portofolio. Portofolio berguna untuk memudahkan perekrut kerja mengetahui hasil kerja dan keterampilan pelamar kerja.
Para pelamar kerja dari latar belakang apapun sebaiknya membuat portofolio. Lalu bagi digital marketer, bagaimana cara membuat portofolio digital marketing yang benar? Simak selengkapnya berikut ini.
Apa itu Portofolio Digital Marketing?
Portofolio adalah sebuah dokumen kompilasi hasil karya untuk menunjukkan kemampuan, keterampilan, serta pencapaian seseorang. Biasanya, portofolio digunakan untuk mendaftar pekerjaan.
Di dalam portofolio, terdapat informasi serta contoh spesifik hasil pekerjaanmu. Portofolio ini bisa kamu bagikan ketika kamu mendaftar suatu pekerjaan atau sesudah wawancara kerja. Format portofolio bisa dalam bentuk PDF atau link online.
Untuk pekerjaan penulis, desainer, serta web developer, kita bisa dengan mudah menebak apa yang ada di dalam portofolio mereka.
Namun, untuk pekerjaan digital marketing yang melibatkan teamwork, strategic thinking, serta planning, kira-kira apa yang perlu dan bisa dicantumkan di dalam portofolio digital marketing?
Dalam portofolio digital marketing, kita bisa menjelaskan tentang pekerjaan yang dilakukan, hasil kerja, channel digital yang digunakan, dan lain-lain, dalam bentuk gambar dan tulisan.
Kita akan membahas hal ini lebih dalam pada section “Syarat Portofolio Digital Marketing yang Baik.”
Mengapa Perlu Membuat Portofolio Digital Marketing?
Baik kamu sedang mencari pekerjaan digital marketing, ataupun sudah memiliki pekerjaan di bidang digital marketing, tidak ada salahnya untuk memiliki dan terus memperbarui portofolio digital marketing yang sudah kamu buat.
Ada banyak manfaat membuat portofolio digital marketing, antara lain:
#1 Validasi pencapaian di CV
Portofolio bisa berfungsi sebagai bukti validasi skill dan pencapaian yang kamu tuliskan di CV. Dengan menyertakan portofolio, perekrut kerja akan semakin yakin dengan kemampuanmu.
#2 Untuk personal branding
Bisa dikatakan portofolio digital marketing sebagai cermin bagi digital marketer. Dengan portofolio, perekrut kerja atau klien bisa melihat style dan keunikan dari hasil kerjamu.
#3 Membantumu bersaing dengan kompetitor
Banyak orang bersaing menjadi digital marketer, karena itu kamu butuh portofolio digital marketing agar lebih menonjol dari kandidat lainnya.
Portofolio digital marketing membantumu ‘menjual’ diri sendiri dan bersaing dengan kompetitor lainnya. Karena itu, sebaiknya sertakan beberapa contoh dari hasil kerja terbaikmu dalam portofolio untuk membuat klien atau perekrut kerja terkesan.
Apa Perbedaan Portofolio dan CV?
Portofolio dan CV adalah dua dokumen yang sering disertakan saat melamar kerja. Keduanya sering disamakan, padahal portofolio dan CV sangat berbeda.
Lalu, apa perbedaan portofolio dan CV?
CV atau cover letter adalah sebuah dokumen profesional yang meringkas pengalaman profesional, pendidikan, serta keterampilanmu dalam hanya 1 halaman dan wajib dilampirkan saat melamar kerja.
Sedangkan portofolio adalah bukti hasil kerja yang pernah dilakukan dan dinilai relevan dengan kebutuhan perusahaan. Biasanya dalam bentuk visual, lebih dari 1 halaman, dan bersifat disarankan namun jarang diminta.
Syarat Portofolio Digital Marketing yang Baik
Berikut adalah syarat-syarat portofolio digital marketing yang baik untuk meyakinkan perusahaan tempat kamu melamar kerja:
#1 Menampilkan deskripsi diri
Di halaman pertama portofolio, kamu bisa menuliskan deskripsi dirimu seperti timeline perjalanan pendidikan dan karir. Walaupun sudah ada di CV, kamu bisa menuliskannya dalam portofolio disertai visual agar lebih menarik.
Sebagai contoh, ini adalah deskripsi diri dari portofolio marketing alumni RevoU bernama Maulida. Beberapa hal yang bisa kamu tunjukkan dalam portofoliomu adalah:
- Foto diri terbaru dan berpakaian sopan yang dapat menarik perhatian manajer HRD
- Kepribadian dan kreativitasmu
- Hobi atau minat yang kamu miliki
- Pekerjaan yang pernah dilakukan dan pencapaianmu secara singkat
- Pendidikan yang relevan dan dapat memberi nilai tambah
#2 Tunjukkan skill-mu
Sebutkan skill apa saja yang kamu miliki dan relevan dengan pekerjaanmu. Kamu bisa menyertakan informasi tentang sertifikasi yang kamu miliki serta tools yang kamu kuasai untuk menunjang karirmu.
Apa yang kamu tulis di sini harus dapat kamu pertanggungjawabkan. Jangan berbohong, karena nantinya kamu akan kesulitan ketika diverifikasi saat wawancara atau saat melakukan pekerjaan.
Di atas adalah sebagian contoh portofolio digital marketing alumni RevoU bernama Rego.
Di bagian ini, Rego menampilkan keterampilan yang dimiliki misalkan paid advertising, lalu menyebutkan tools yang dipakai seperti Google Ads dan Ubersuggest, disertai link ke Google Ads Search Certification dan RevoU sebagai bukti sertifikasi kemampuannya.
#3 Tampilkan hasil kerja dari proyek atau pekerjaan kamu sebelumnya
Di bagian ini, kamu bisa menampilkan contoh hasil kerja dan pencapaianmu selama bekerja.
Hasil kerja dalam bentuk gambar bisa disertakan dalam bentuk gambar atau screenshot. Namun jika hasil kerjamu berbentuk video atau audio, kamu bisa menyertakan link di mana pembaca bisa mendengar atau menonton hasil kerjamu.
Kamu juga bisa melampirkan foto atau video saat kamu sedang bekerja, menjadi pembicara, atau menjadi mentor yang terkait dengan digital marketing.
Selain visualisasi hasil kerja, kamu juga harus mendeskripsikan pekerjaanmu secara tertulis beserta strategi yang kamu jalankan.
Berikut adalah bagian hasil kerja dalam portfolio digital marketing milik Monalisa, salah satu alumni RevoU.
Ia melampirkan hasil kerjanya sebagai social media marketer seperti visual yang dibuat untuk postingan Instagram story maupun feed; menyebutkan deskripsi pekerjaannya seperti: evaluasi, boosting post, dan membuat content brief; serta memberikan informasi tentang tools yang digunakan dalam menjalankan pekerjaan tersebut.
#4 Tuliskan achievement dari hasil kerjamu
Di bagian ini, kamu bisa menuliskan pencapaian dari hasil kerja atau strategi yang pernah kamu jalankan.
Hal ini akan membantu perekrut untuk memahami bagaimana keberhasilan proyek yang kamu jalankan dan bagaimana kamu berkontribusi terhadap pencapaian tersebut.
Agar mempermudah dalam mengukur kinerjamu, disarankan untuk menuliskan hasil pekerjaan secara faktual.
Disarankan juga untuk tidak menuliskan informasi sensitif seperti budget, CPA, CPL, CAC, dan penjualan dalam angka yang pasti (misalkan: 1.000). Lebih baik dituliskan dalam bentuk persentase (%) untuk menunjukkan perkembangan.
Sebagai contoh, berikut penggalan portofolio bagian hasil kerja dari Rezky, alumni RevoU.
Di sini, Rezky menjelaskan tentang hasil dari kampanye yang dilaksanakan melalui Google Ads seperti “menurunkan 74% dari cost per conversion”, atau “meningkatkan CTR sebanyak 5,9 kali”.
Dalam menuliskan hasil performa kerjanya, ia menuliskan metrik serta menggunakan persentase (contoh: 74%) atau perbandingan (contoh: sebanyak 5,9 kali).
#5 Akhiri dengan Call to Action (CTA)
Tutup portofoliomu dengan Call to Action. Arahkan perekrut kerja ke kontak personalmu seperti e-mail, nomor handphone, serta LinkedIn agar mereka dapat mengontakmu secara langsung apabila ada ketertarikan.
Susunlah portofoliomu dengan jelas, ringkas, dan ramah untuk dibaca. Pastikan untuk selalu menyimpan dan memperbaharui portofoliomu, sehingga yang dilampirkan adalah hasil pekerjaanmu yang terbaru.
{{COMPONENT_IDENTIFIER}}
Bagaimana Cara Membuat Portofolio?
Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk menyusun portofolio.
Kamu bisa menyusun portofolio dalam 2 format berikut:
- PDF
Keuntungan dari format ini adalah penyusunan yang mudah dan simple. Kamu bisa menyusunnya dengan menggunakan Canva maupun Google Slides. Setelah itu simpan dokumen dalam format PDF.
Kelebihan lain dari portofolio PDF adalah bisa di-download serta diakses secara offline. Namun, untuk menunjukkan hasil karya berupa video atau audio, kamu perlu menyertakan link untuk mengakses file tersebut.
- Portofolio Online
Untuk membuat portofolio online, kamu bisa menggunakan platform seperti Behance, Dribble, atau Journoportofolio.
Kelebihan dari portofolio online adalah kamu bisa menampilkan seluruh hasil pekerjaanmu tanpa terbatas. Kelemahannya, kamu hanya bisa menampilkan hasil karya yang sesuai dengan feature di setiap platform.
Kedua format portofolio ini bisa kamu lampirkan di LinkedIn agar bisa dilihat secara publik ketika mereka mengunjungi profilmu.
Contoh Portofolio Digital Marketing
Jika kamu tertarik untuk membuat portofolio digital marketing, kamu bisa melihat beberapa contoh portofolio RevoU di bawah ini:
- Portofolio (Behance) Alvian Fathoni
- Portofolio (Journoportofolio) Rizki Riadi
- Portofolio (PDF) Rego Hardyno
- Portofolio (Google Slides) Rezky Nugraha
Portofolio RevoU lainnya bisa kamu search di LinkedIn dengan kata kunci “Portofolio Digital Marketing RevoU” atau klik di sini.
Portofolio memang bersifat tidak wajib dalam proses pendaftaran kerja, namun memberikan portofolio dapat menjadi nilai tambah untuk unggul di hadapan perusahaan.
Selain itu, portofolio juga dapat membantumu mengingat pencapaian kerjamu. Hal ini memudahkanmu menjawab pertanyaan terkait yang diajukan oleh perekrut kerja saat wawancara.
Di RevoU, kamu bisa bertemu dengan career coach yang akan membimbing segala persiapanmu untuk bekerja di bidang tech mulai dari:
- membuat CV
- merapikan profil LinkedIn
- menyusun portofolio (seperti bahasan di artikel ini)
- melatih wawancara
- … dan berbagai best practice lainnya.
Program career coaching ini dapat kamu temukan jika mengikuti program RevoU Full Stack Digital Marketing.
Jika kamu ingin lebih menonjol saat proses pencarian kerja, kamu bisa menerapkan 27 Strategi Praktis Makin Dilirik Rekruter — Belajar dari Career Coach RevoU.