Apa itu Product Management?
Ketahui lebih lanjut apa itu Product Management, proses, product life cycle, serta mitos yang sering didengar tentang Product Management.
product-manager
Hasna Latifatunnisa
Product management merupakan salah satu fungsi penting dalam merumuskan produk di sebuah industri, terlebih industri teknologi.
Meski demikian, pertanyaan tentang apa itu product management masih sering muncul dalam dunia profesional. Salah satu alasannya adalah karena product management memiliki tanggung jawab yang cukup luas.
Beberapa dari kamu membuka artikel ini mungkin untuk memahami product management secara umum. Sebagian lainnya bisa saja ingin menjelaskan dengan lebih baik pada orang sekitarnya tentang product management, atau bisa juga kamu sedang mempertimbangkan product management sebagai karier utama kamu.
Namun apa pun tujuannya, artikel ini diharapkan membantu menemukan apa yang kamu cari tentang product management.
Apa itu Product Management?
Product management adalah fungsi organisasi yang berhubungan erat dengan sebuah produk, mulai dari perencanaan, pengembangan, hingga produk siap dipasarkan. Product management bisa juga dikatakan sebagai proses memaksimalkan nilai bisnis dari suatu produk.
Tim dalam product management akan secara rutin merancang produk yang lebih baik dan berkinerja tinggi. Seiring meningkatnya kebutuhan customer, maka diperlukan pemahaman mendalam untuk menciptakan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Di situlah peran dari product management.
Product Management Process
Tidak ada pedoman universal untuk proses dari product management, sebab setiap produk memiliki tujuan dan tantangannya masing-masing.
Meski demikian, langkah-langkah dasar di sebagian besar perusahaan biasanya cukup mirip, walaupun penamaan tiap proses dan detail antar perusahaan bisa saja berbeda.
Dirangkum dari Product Plan, berikut tujuh proses utama dari product management:
#1 Manajemen Ide
Ide baru dapat ditemukan dengan berbagai cara, seperti brainstorming, riset, interview user, dan sebagainya. Kamu harus memilih dan mengelola cara tersebut secara terorganisir dan terpusat.
Sangat penting untuk mengelola ide secara terstruktur agar nantinya bisa dilakukan filtering dan membuang ide-ide yang tidak relevan.
Proses pengumpulan, penggabungan, hingga penyimpanan berbagai ide tersebut dilakukan oleh product management.
Di tahap ini, biasanya banyak ide datang dari stakeholder, pengguna, bahkan investor. Seorang product manager bertugas menjaga hubungan yang kuat dengan pihak-pihak tersebut agar mereka menyadari bahwa ide yang diberikan bukan satu-satunya dan perlu dilakukan tinjauan lebih lanjut untuk kemungkinan implementasi.
#2 Spesifikasi
Setelah mengumpulkan dan mengelola ide, kamu perlu mengetahui detail dari ide-ide tersebut. Hal ini akan membantu memberikan gambaran sejauh mana suatu ide bisa dijangkau dan diimplementasikan.
Proses spesifikasi tidak perlu terlalu teknis, namun setidaknya kamu memiliki dokumen singkat yang nantinya menjawab tiga pertanyaan penting berikut ini:
- Apa yang akan kita buat dan mengapa?
- Apa yang harus dicapai oleh produk baru ini?
- Bagaimana kita akan mengukur kesuksesan dari produk ini?
Pertanyaan di atas perlu dijawab oleh product management dengan memperhatikan saran dari berbagai stakeholder dan mempertimbangkan dari berbagai macam sudut atau sisi. Ini juga akan memastikan bahwa nantinya akan terjalin kesepakatan oleh berbagai pihak.
Tujuan lain dari spesifikasi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar usaha yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi item atau proyek tertentu. Dengan perkiraan itu, product management dapat lebih mudah menentukan ide paling realistis yang bisa dicapai selama jangka waktu tertentu.
#3 Roadmapping
Sebelum memprioritaskan sebuah ide, kamu perlu membuat roadmap atau peta terlebih dahulu. Mengapa demikian?
Roadmapping berfungsi meminimalisir perdebatan fitur atau produk mana yang lebih baik dan mengalihkannya agar lebih fokus ke strategi dan visi jangka panjang.
Adanya roadmapping akan mempengaruhi tujuan KPI dan strategi bisnis. Nantinya, tim produk perlu memutuskan produk yang secara spesifik berdampak besar serta memiliki return of investment (ROI) terbaik bagi perusahaan.
#4 Penentuan Prioritas
Langkah selanjutnya adalah penentuan prioritas. Inilah saat di mana kamu harus memutuskan ide mana yang paling layak untuk diimplementasikan dan mana yang harus disingkirkan. Dalam tahap ini, kamu perlu memilih strategi dan prioritization framework guna memilih ide yang paling cocok, misalnya menggunakan product tree atau scrolling model.
Terlepas dari teknik yang dipakai untuk penentuan prioritas, product management harus menyeimbangkan antara permasalahan yang dibawa stakeholder dengan produk yang akan dibuat. Seorang product manager perlu segera menjalankan produksi dalam kurun waktu tertentu.
#5 Pengiriman atau Delivery
Ketika kamu sudah menentukan prioritas, pembuatan dan pengiriman produk bisa mulai dilakukan. Tahap pengiriman produk bisa saja berbeda di tiap perusahaan. Salah satu cara yang biasanya dilakukan perusahaan sebelum pengiriman produk adalah membuat rencana proyek secara rinci terlebih dahulu dan baru akan mengirimkannya ketika produk tersebut sudah dipastikan berfungsi baik dan lolos uji.
Dalam tahap ini, product management berfungsi memastikan bahwa produk yang dibuat memenuhi persyaratan, ekspektasi pasar, dan stakeholder. Kamu harus bersedia mendefinisikan, mengklarifikasi, sekaligus memvalidasi bahwa nantinya produk mampu mencapai tujuan perusahaan.
#6 Analisis and Eksperimen
Apabila produk sudah dirilis di pasar, product manager bisa melakukan analisis produk dengan berbagai data yang berhasil didapatkan. Hubungan, sebab-akibat, dan korelasi, semuanya dapat disimpulkan menggunakan informasi data yang sudah berhasil didapatkan.
Dalam tahap ini, product management dapat melakukan beberapa hal penting, seperti melihat perilaku mana yang berhasil mendorong metric utama yang dinilai perusahaan. Contohnya, jika KPI perusahaan mengutamakan konversi, maka kamu bisa melihat apa yang dilakukan sebagian besar pengguna sebelum mereka memutuskan untuk membeli produk kamu.
Analisis produk juga memungkinkan tim produk melakukan eksperimen. Tim bisa menguji semua skenario pada segmen yang berbeda dari basis pengguna dengan tujuan mengukur keefektifannya.
Analisis menggunakan data yang tepat dan rutin melakukan eksperimen memungkinkan suatu produk dapat bertahan dalam jangka waktu lama dan mengalami peningkatan.
#7 Customer Feedback
Customer feedback merupakan salah satu tahap yang menarik sekaligus menantang. Di sini, kamu akan mendapatkan saran, insight, maupun kritik dari pengguna. Di tahap ini juga product manager bisa mendapatkan ide sebanyak-banyaknya untuk melakukan improvement atau peningkatan produk.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan feedback dari customer, misalnya dengan menyediakan fitur layanan pelanggan di aplikasi, melakukan survey, wawancara dengan pelanggan, dan lainnya.
Hal yang tak kalah penting dilakukan yaitu meminta feedback dari mantan pelanggan guna menganalisis apa yang menyebabkan mereka meninggalkan atau tidak berlangganan produk kamu lagi.
{{COMPONENT_IDENTIFIER}}
Product Life Cycle
Saat sebuah produk telah berhasil dibuat, produk tersebut memiliki siklus yang terdiri dari berbagai fase.
#1 Introduction
Setiap produk baru atau produk yang dikembangkan harus diperkenalkan ke pasar. Perkenalan adalah fase awal yang bertujuan membangun awareness pelanggan dan mengkomunikasikan berbagai manfaat sehingga orang tertarik untuk membelinya. Di tahap ini, perusahaan memerlukan biaya besar untuk beriklan dan melakukan campaign marketing.
Promosi yang dilakukan di tahap introduction seringkali bersifat agresif dan memastikan target benar-benar mengarah pada produk yang dipromosikan.
Fokus product manager selama tahap introduction:
Produk baru memberikan tantangan untuk menghasilkan permintaan. Meskipun product management tidak secara langsung mengelola banyak tugas go-to-market yang penting dalam fase ini, namun kamu tetap bertanggung jawab menjelaskan pada semua orang yang relevan tentang fitur-fitur atau apa saja yang sebenarnya bisa didapatkan dari produk tersebut.
Kamu harus menjadi sumber daya tersedia untuk tim marketing dan sales selama fase ini.
#2 Growth
Ketika penjualan mulai meningkat dan produk sudah terbukti memiliki pasar, sebuah produk akan memasuki tahap growth. Fase ini merupakan tahap ketika perusahaan banyak berinvestasi dalam marketing atau pemasaran.
Dalam tahap growth, margin keuntungan biasanya akan meningkat karena skala ekonomi mulai berjalan. Meski begitu, seiring banyaknya penjualan, maka semakin banyak pula persaingan yang ada. Hal ini dikarenakan perusahaan lain sudah menyadari bahwa ada pasar yang valid untuk produk tersebut yang bisa digunakan untuk menawarkan produk milik mereka sendiri.
Fase pertumbuhan adalah tentang mengumpulkan data guna mengungkap pola dan tren. Ini adalah fase di mana keterampilan teknis Product Manager sangat diperlukan.
Fokus product manager selama tahap growth:
Masuknya kompetitor berpotensi menurunkan harga dengan tujuan menyamai, melemahkan, atau memperluas potensial pasar. Product management harus mengelola keseimbangan ini dengan baik agar harga tetap kompetitif.
Tantangan lain bagi tim produk yaitu menginvestasikan kembali sebagian dari laba dan pendapatan dalam pengembangan produk. Hal ini bertujuan untuk peningkatan produk dan memastikan bahwa peningkatan tersebut seimbang dengan penggunaan yang juga terus meningkat.
#3 Maturity
Pada fase ini, pertumbuhan pelanggan baru mulai berkurang, semakin banyak kompetitor, dan mengalami penurunan laba karena lebih banyak perusahaan yang membuat produk yang sama.
Tantangan terbesar tahap ini adalah mempertahankan sebanyak mungkin pelanggan sambil memastikan agar tidak kehilangan banyak pelanggan.
Fokus product manager selama tahap maturity:
Bagi product manager, fase maturity adalah kesempatan untuk menurunkan harga pokok penjualan dan menciptakan operasional produk yang lebih efisien, seperti merampingkan tim development dan menghilangkan aktivitas yang sudah dirasa tidak terlalu penting.
Tahap ini mengharuskan kamu harus selektif dalam berinvestasi dan fokus pada peningkatan dengan ROI tinggi.
#4 Decline
Pada akhirnya, produk akan mengalami penurunan. Penurunan tersebut dipicu oleh menyusutnya pasar dari produk itu, baik karena ada pengganti baru yang lebih maju, adanya pengurangan permintaan secara keseluruhan, atau bahkan karena sudah terlalu banyak pesaing yang melampaui popularitas produk kamu.
Saat hal ini terjadi, seorang product manager harus memahami skenario mana yang mengakibatkan penurunan.
Jika produk yang mengalami penurunan tidak dapat diselamatkan, proses penghentian dan akhir masa pakai menjadi hal penting untuk diperhatikan. Meskipun hal ini tidak terlalu menyenangkan, kamu tetap bertanggung jawab untuk memberikan transisi semudah mungkin bagi customer yang tersisa untuk benar-benar berhenti menggunakan produk tersebut.
Beberapa hal yang dilakukan biasanya berupa pengembalian dana, ekspor atau transfer data, menemukan solusi baru untuk customer lama, serta menyediakan layanan yang baik agar menjaga hubungan dengan pelanggan.
Mitos tentang Product Management
Dalam perkembangannya, fungsi product management sering disalahpahami. Berikut beberapa mitos tentang product management yang sering beredar:
Product Manager Membutuhkan Background Teknik
Meski di beberapa perusahaan persyaratan lowongan kerja sebagai Product Manager memang berasal engineering, namun hal itu bukan berarti product manager harus selalu memiliki background pendidikan teknik.
Sebagai product manager, hal penting yang harus kamu miliki adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan mendalam tentang teknologi yang berkaitan dengan proyek atau perusahaan kamu. Misalnya, jika perusahaan kamu bergerak di bidang teknologi informasi, maka setidaknya kamu harus memahami dasar coding, programming, dan sebagainya.
Product Manager adalah Pengambil Keputusan
Faktanya, product manager bertanggung jawab atas kecepatan dan kualitas dalam pengambilan keputusan, namun bukan berarti kamu harus membuat keputusan seorang diri.
Tugas seorang product manager adalah menjadi fasilitator utama dengan cara mengumpulkan dan menarik ide-ide terbaik dari tim, berkoordinasi dengan stakeholder, dan sebagainya. Tanggung jawab kamu adalah melakukan riset, mengatur jadwal, dan menyusun sebuah diskusi untuk mengambil keputusan yang tepat.
Product Manager adalah CEO Produk
Tagline ini sering didengar dalam dunia product management. Namun nyatanya, ada aspek penting dari role sebagai CEO yang sama sekali tidak dimiliki product manager, yaitu otoritas.
Jika kamu adalah seorang product manager yang masih berada di entry-level atau pemula, kamu tidak bertanggung jawab atas perekrutan atau pemecatan anggota tim. Kamu juga tidak memiliki otoritas untuk mengalokasikan sumber daya ke tim kamu atau memutuskan arah mana yang akan diambil perusahaan.
Dalam product management, salah satu keterampilan yang kamu miliki adalah “memberikan pengaruh tanpa otoritas”, sebab kamu harus memberi tahu orang lain apa yang perlu mereka lakukan tanpa memiliki wewenang untuk memaksakan ide kamu pada mereka.
Pelanggan Selalu Benar
Pada awalnya, ini tampak seperti hal yang wajar untuk dilakukan oleh product manager yang baik. Menjalin hubungan dengan pelanggan, memahami masalah dan kebutuhan mereka secara mendalam, lalu membuat solusi berdasarkan usulan dari pelanggan.
Akan tetapi, hal penting yang perlu digaris bawahi adalah pelanggan hanya mengemukakan masalah. Sementara tanggung jawab untuk menerjemahkan masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut ada di tangan product manager.
Sebagai product manager, kamu harus berani mengatakan “tidak” untuk sebuah solusi yang tidak relevan, tidak bisa dijangkau perusahaan, atau bahkan belum terlalu penting untuk dipecahkan.
Product Manager adalah Sumber dari Semua Ide
Mitos populer lainnya yang berhubungan dengan product management adalah bahwa seorang product manager merupakan sumber dari semua ide. Sebaliknya, ide berasal dari berbagai sumber di luar product manager itu sendiri, misalnya permintaan pelanggan, proposal dari stakeholder, arahan manajemen, inovasi engineering, dan lainnya.
Role product manager utamanya bukanlah untuk menghasilkan semua ide atau gagasan, melainkan memiliki pengetahuan yang jelas tentang alasan dibalik ide tersebut, pembenaran ide, bisa fokus pada ide produk yang relevan.
Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang product manager, kamu bisa mengunjungi artikel Apa itu Product Manager.