#AlumniStories
Giska Adilah Sharfina Saputra
Giska memiliki latar belakang pendidikan yang menarik, yakni Sosial Antropologi.
Besar di keluarga dari Minang, Jawa, dan Maluku membuatnya senang mengobservasi budaya dan tingkah laku manusia. Giska merasa bahwa minatnya ini dapat dituangkan melalui bidang digital marketing, terutama dalam melaksanakan kampanye iklan yang ditargetkan sesuai dengan perilaku dan minat audiencenya.
Namun, Giska jarang bersentuhan dengan hal yang berkaitan dengan digital marketing. Pekerjaan yang dia lakukan sebelumnya lebih banyak berhubungan dengan riset dan analisis, sehingga digital marketing terasa seperti dunia yang baru baginya.
Ia sadar bahwa memiliki pengetahuan dasar dan pengalaman langsung di bidang digital marketing akan mendukung kelancaran karir barunya. Maka, ia memutuskan untuk mengikuti kursus digital marketing di RevoU.
Sebelum bergabung, Giska menghubungi salah satu alumni RevoU yang merupakan seorang career changer seperti dirinya, Radindya Dyah, melalui LinkedIn. Dari cerita Dinda, Giska mendapat pencerahan bahwa meskipun tidak memiliki pengalaman digital marketing sebelumnya, ia tetap bisa berkarir di bidang digital marketing dengan belajar di RevoU.
Selain itu, Giska semakin yakin karena adanya job guarantee. Menurutnya, hal ini menunjukan bahwa RevoU siap berinvestasi pada murid-muridnya yang ingin mencari kerja di bidang digital marketing karena RevoU berani menawarkan refund apabila mereka tidak mendapatkan kerja setelah mengikuti program.
Belajar Digital Marketing dari Dasar
Sebagai orang yang tidak memahami keseluruhan aspek digital marketing (full-stack digital marketing), Giska berpendapat bahwa kurikulum di Revou sangat membantunya dalam memahami konsep dasar digital marketing hingga berbagai spesialisasi di bidang ini.
Dari pertemuan pertama, ia sudah diperkenalkan dengan istilah baru seperti Customer Acquisition Cost (CAC), organic and paid channels, dan lain sebagainya.
Setiap minggunya, Giska selalu bersemangat mempelajari topik-topik baru, mulai dari Social Media Ads, Search Engine Marketing (SEM), hingga Search Engine Optimization (SEO). Tidak hanya mendengarkan pengajaran dari instruktur dari perusahaan startup terkemuka di Asia Tenggara, ia dapat langsung mempraktekkan apa yang dipelajari dengan mengerjakan tugas mingguan.
Menurutku yang membuatku semakin paham dengan topik yang dipelajari adalah karena ada tugas mingguan, jadi gak hanya kelas dan belajar teorinya aja. Karena tiap minggu diminta kerjain tugas, pelajaran di kelas jadi lebih nempel dan bahkan terpakai di tempat kerjaku sekarang.
Apprenticeship di salah satu Startup Singapura
Setelah menyelesaikan program digital marketing selama 3 bulan, Giska mengikuti RevoU Labs yakni program apprenticeship selama 3 bulan di mana murid-murid akan diberikan proyek digital marketing langsung dari partner RevoU. Giska mendapatkan proyek dari Style Tribute, sebuah startup di Singapura yang adalah marketplace jual-beli (resale) barang mewah.
Saat di RevoU Labs, aku senang banget sih karena dikasih kesempatan untuk handle partner dan betul-betul turun langsung ngerjain Facebook dan Google ads campaign mereka. Selain menjadi bentuk approval untuk diriku sendiri, pengalaman di Labs juga jadi bentuk pembuktian yang berguna ketika proses pencarian kerja. Karena ketika wawancara, hiring manager akan melihat pengalaman kita sebelumnya yang berhubungan dengan posisi yang kita lamar
Bekerja di perusahaan Singapura membuat Giska belajar untuk memahami situasi bisnis di luar Indonesia. Ia juga merasa kemampuan bahasa Inggris dan presentasinya meningkat karena setiap minggu ia harus melaporkan pencapaiannya ke partner.
Persiapan Job Seeking bersama Career Coach
Selama memegang proyek di RevoU Labs, Giska juga mengikuti program lain yang disediakan RevoU yaitu career support.
Menurut Giska, fasilitas ini sangat mempermudah proses pencarian kerja karena RevoU memberikan informasi lowongan pekerjaan di bidang digital marketing yang diupdate setiap harinya.
Selain itu, ia merasa terbantu dengan tips yang diberikan tentang membuat CV yang menarik, cara menyusun portofolio dari proyek yang dikerjakan selama di RevoU, serta membuat profil LinkedIn yang lebih profesional. Dibandingkan dengan pengalamannya mencari kerja sebelumnya, Giska merasa lebih siap dan lebih lancar ketika menghadiri setiap wawancara kerja karena ia sudah terlatih oleh career coach.
Aku sangat terbantu dengan adanya moral support dari career coachku. Kak Salsa terus meyakinkan kalau aku bisa, karena aku sudah belajar dan mengerjakan proyek selama di RevoU. Jadi semakin menambah rasa percaya diriku untuk bersaing di proses pencarian kerja.
Bimbingan dari career coach-nya, Salsa Erwina, juga merupakan salah satu hal yang berkesan bagi Giska. Pengalamanya sebagai hiring manager selama 4 tahun di iPrice, membantu Giska memahami apa yang dicari oleh hiring manager saat mempekerjakan karyawan.
Giska Adilah, Digital Marketing Executive di Smart Eye
Kerja keras dan usaha Giska pun membuahkan hasil. Ia mendapatkan dua tawaran kerja bahkan sebelum ia menyelesaikan program digital marketing di RevoU.
Pada akhirnya, Giska mengambil pekerjaan sebagai Digital Marketing Executive di Smart Eye, sebuah startup yang bergerak di bidang teknologi yang menawarkan jasa Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Industri ini adalah hal baru baginya, namun hal itu tidak membuat Giska mundur.
Ia justru merasa tertantang karena karena role yang dipegangnya sekarang menuntutnya untuk selalu update terhadap perkembangan teknologi yang ditawarkan perusahaannya. Ia banyak mencari referensi-referensi dari luar negeri dengan banyak membaca artikel dan nonton video-video tentang VR dan AR.
Di RevoU, aku dan teman-teman lain sudah terbiasa untuk melakukan self-study dengan membaca artikel atau menonton video untuk memperdalam pemahaman kami sebelum lecture. Jadi kebiasaan tersebut memudahkanku ketika harus mencari informasi yang dibutuhkan di kerjaan
Pengalamannya belajar digital marketing di RevoU tidak hanya membuatnya percaya diri untuk mendaftar kerja di perusahaan yang menyediakan teknologi yang bisa dibilang masih baru di Indonesia, tapi juga membantu perkembangan dirinya sebagai menjadi pribadi dengan work ethic dan self learning yang baik.