top of page

Alpha Testing

Alpha testing adalah fase awal pengujian software yang dilakukan oleh tim internal sebelum perilisan. 

software-engineer

Apa itu Alpha Testing?

alpha testing adalah

Dalam pengembangan software, perlu dilakukan pengujian supaya kualitas dan kinerjanya optimal, dan salah satu tahap pengujiannya adalah adalah alpha testing.

Alpha testing adalah fase awal pengujian software yang dilakukan oleh tim internal sebelum perilisan. 

Tujuan alpha testing adalah untuk mendeteksi adanya masalah kritis atau bug sebelum software tersebut diuji lebih lanjut dan dirilis ke pasar. 

Fase Alpha Testing

Melansir dari geeksforgeeks.org, alpha testing terdiri dari beberapa fase, yaitu:

fase alpha testing
  • Perencanaan: Pada fase ini, ruang lingkup, tujuan, dan jadwal proses alpha testing ditentukan. Selain itu, audiens target, lingkungan pengujian, dan sumber daya yang diperlukan diidentifikasi.
  • Persiapan: Di tahap ini, dilakukan pengaturan terhadap lingkungan pengujian, konfigurasi kasus pengujian, dan persiapan data pengujian. Untuk itu, skrip dan infrastruktur pengujian dirancang. 
  • Eksekusi: Uji kasus dijalankan selama fase ini. Penguji akan menjalankan software, melakukan berbagai tindakan, dan mencatat hasilnya. Setiap bug atau masalah yang ditemui dilaporkan ke tim pengembangan untuk diselesaikan.
  • Evaluasi: Hasil pengujian dianalisis dalam fase ini untuk menentukan apakah software tersebut memenuhi persyaratan dan bekerja seperti yang diharapkan. Bagian yang perlu diperbaiki diidentifikasi dan rekomendasi untuk pengujian lebih lanjut juga dibuat.
  • Pelaporan: Hasil tes didokumentasikan dan laporan disiapkan di fase ini. Laporan ini dibagikan dengan tim developer dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan ini juga berisi tentang rekomendasi untuk pengujian dan pengembangan di masa mendatang.
  • Penutupan: Fase ini merupakan penyelesaian proses alpha testing. Software mungkin akan dirilis untuk pengujian lebih lanjut (misal beta testing) atau bahkan dirilis ke end user, tergantung pada evaluasi dan feedback yang diterima selama alpha testing.

Perbedaan Pengujian Alpha dan Beta

Menurut guru99.com, perbedaan pengujian alpha dan beta yaitu: 

  • Penguji: Alpha testing dilakukan oleh penguji dari dalam perusahaan, sedangkan beta testing melibatkan end user yang berada di luar perusahaan.
  • Lokasi: Alpha testing dilakukan di tempat developer, sedangkan beta testing dilakukan di lokasi klien.
  • Fokus Pengujian: Alpha testing tidak secara ekstensif menguji reliabilitas dan keamanannya, sedangkan pada beta testing, pengujian reliabilitas, keamanan, dan ketahanan dilakukan secara mendalam. 
  • Strategi Pengujian: Alpha testing menggabungkan teknik white box testing dan black box testing, sedangkan beta testing lebih bergantung pada teknik black box testing.
  • Lingkungan Pengujian: Alpha testing memerlukan lingkungan pengujian khusus, sedangkan beta testing tidak selalu memerlukan lingkungan pengujian khusus.
  • Siklus Eksekusi: Alpha testing biasanya memerlukan siklus eksekusi yang lebih lama, sedangkan beta testing dapat diselesaikan dalam beberapa minggu saja.
  • Penanganan Masalah: Dalam alpha testing, masalah kritis dan bug segera diatasi dan diperbaiki. Sedangkan dalam beta testing, masalah dan bug dikumpulkan terlebih dahulu dari end user untuk kemudian dilakukan evaluasi dan perbaikan.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa keuntungan melakukan alpha testing?

Di bawah ini adalah keuntungan melakukan alpha testing menurut geeksforgeeks.org: 

  • Deteksi bug dan masalah awal: Alpha testing memungkinkan deteksi dini bug dan masalah lain yang muncul sehingga dapat diatasi sebelum digunakan end user.
  • Peningkatan kualitas software: Alpha testing dapat meningkatkan kualitas software secara keseluruhan dengan mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang muncul selama tahap awal pengembangan.
  • Peningkatan kepuasan pengguna: Melalui alpha testing, suatu software dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik audiens target sehingga mereka akan lebih puas menggunakannya di masa mendatang. 
  • Penyelesaian masalah yang cepat: Alpha testing membantu penyelesaian masalah secara cepat sehingga dapat mengurangi kemungkinan menghadapi masalah lebih lanjut di kemudian hari dalam proses pengembangan.
  • Efektivitas: Dengan mendeteksi dan memperbaiki masalah sejak awal, alpha testing membantu menghemat waktu dan sumber daya dengan cara mengurangi kebutuhan pengujian ekstensif dan perbaikan bug pada tahap pengembangan selanjutnya.

Apa kekurangan alpha testing?

Alpha testing juga memiliki kekurangan, di antaranya adalah: 

  • Waktu eksekusi yang lama di kondisi tertentu: Alpha testing mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk eksekusi rencana pengujian saat menangani proyek besar.
  • Cacat potensial yang tidak diketahui: Beberapa cacat pada produk bisa jadi tetap tidak terdeteksi selama alpha testing sehingga dapat menimbulkan tantangan untuk mengidentifikasi dan mengatasinya.
  • Cakupan pengujian terbatas: Karena software masih dalam pengembangan selama alpha testing, pengujian seluruh elemen software secara mendalam bisa jadi sulit untuk dilakukan.
  • Kurang cocok untuk proyek kecil: Untuk proyek yang lebih kecil, waktu dan sumber daya yang dihabiskan untuk alpha testing bisa jadi kurang sepadan.
  • Kurangnya uji reliabilitas dan keamanan: Alpha testing tidak menguji reliabilitas dan keamanan secara mendalam sehingga software tersebut berpotensi mengalami masalah kerentanan di masa mendatang.
  • Lingkungan pengujian terpisah:Alpha testing memerlukan lingkungan lab terpisah yang didedikasikan untuk pengujian, yang dapat memakan sumber daya.

Mulai karirmu dalam

software-engineer

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS
bottom of page