Brand Extension
Brand extension adalah strategi marketing di mana perusahaan menggunakan nama merek yang sudah terkenal untuk merilis dan memperkenalkan produk baru.
digital-marketer
Apa itu Brand Extension?
Brand stretching atau dikenal dengan brand extension adalah strategi marketing di mana perusahaan menggunakan nama merek yang sudah terkenal untuk merilis dan memperkenalkan produk baru.
Strategi di balik brand extension yaitu menggunakan ekuitas merek perusahaan yang sudah mapan untuk membantu meluncurkan produk terbarunya. Dalam strategi ini, perusahaan mengandalkan loyalitas pelanggan dan diharapkan mereka lebih mudah menerima penawaran baru dari merek yang sama.
Brand extension mencocokkan nilai-nilai brand utama untuk meluncurkan produk baru dengan mudah, mendapatkan laba lebih tinggi, mengurangi biaya promosi, dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jika berhasil, brand extension dapat membantu perusahaan mencapai demografi baru, memperluas basis pelanggan, meningkatkan penjualan, sekaligus meningkatkan margin keuntungan secara keseluruhan.
Mengapa Brand Extension Diperlukan?
Pasar yang semakin kompetitif membuat perusahaan tidak mungkin bertahan jika tidak menyajikan sesuatu yang baru kepada target audiensnya. Oleh sebab itu, bisnis mulai mempertimbangkan strategi brand extension untuk meningkatkan pangsa pasar menjadi lebih inovatif dan menciptakan kategori produk baru.
Langkah ini penting untuk meningkatkan bisnis mereka dan menghasilkan leads atau prospek baru.
Agar berhasil menerapkan brand extension, bisnis terlebih dahulu harus mempelajari dan menganalisis tren terbaru. Perusahaan mencoba mencari tahu keinginan dan kebutuhan calon pelanggan.
Setelah itu, mereka berusaha menciptakan produk yang akan dijual menggunakan nama perusahaan ternama sehingga audiens bisa langsung mengenalinya.
Proses tersebut membawa beberapa manfaat bagi bisnis, antara lain:
- Meningkatkan citra atau reputasi brand.
- Menghemat biaya untuk pengembangan merek baru di masa mendatang.
- Menghemat biaya promosi produk.
- Memperoleh lebih banyak pendapatan karena sudah ada pelanggan setia dari produk-produk sebelumnya.
- Menilai peluang perusahaan dalam kategori produk baru serta menentukan seberapa relevan dan menarik brand mereka.
Keuntungan Brand Extension
Dirangkum dari Indeed, berikut beberapa manfaat brand extension:
- Mendapatkan lebih banyak audiens: dengan jenis produk baru, brand extension memungkinkan bisnis menjangkau pelanggan dan demografi yang lebih luas.
- Meningkatkan pendapatan: brand extension dapat meningkatkan penjualan karena menambah peluang dan potensi pasar baru. Pada akhirnya, ini mengarah pada peningkatan margin keuntungan serta ekuitas secara keseluruhan.
- Menghemat biaya pemasaran: dikarenakan brand extension sebagian bergantung pada loyalitas pelanggan, perusahaan dapat menghemat uang yang biasanya dihabiskan untuk mempromosikan dan memasarkan produk.
- Mendapatkan kepercayaan dari pelanggan: butuh waktu bagi produk baru untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan. Namun, pelanggan mungkin lebih terbuka untuk mencoba produk baru dari merek yang memiliki kredibilitas baik.
- Mempromosikan produk yang sudah ada: merilis produk baru dapat membantu menarik perhatian audiens terhadap brand, sehingga bisa sebagai jembatan pemasaran untuk produk lain yang sudah ada sebelumnya.
Kelemahan Brand Extension
Di samping kelebihannya, Indeed juga mengungkapkan beberapa kelemahan brand extension:
- Potensi perubahan reputasi brand utama: adanya brand extension dapat mengubah reputasi merek jika ternyata produk baru tersebut kurang berhasil dan tidak sesuai dengan penawaran awal.
- Kemungkinan over-saturation: berpartisipasi dalam terlalu banyak industri dapat menyebabkan pelanggan bosan melihat merek tersebut. Ada baiknya perusahaan bersaing di pasar yang berkaitan dengan pasar mereka saat ini.
- Mendapatkan anggaran pemasaran yang kecil dari perusahaan: beberapa perusahaan mungkin terlalu mengandalkan brand extension untuk menarik pelanggan sehingga memperkecil anggaran secara drastis untuk kegiatan promosi.
Contoh Brand Extension
Berikut beberapa contoh brand extension yang telah sukses diterapkan:
Starbucks
Starbucks awalnya terkenal di seluruh dunia karena kedai kopinya. Namun, seiring perkembangan perusahaan, Starbucks mulai menjual minuman berenergi juga.
Umumnya, minuman berenergi merupakan produk yang jauh berbeda dari kopi dan bukan sesuatu yang biasa ditemukan di kedai kopi. Namun, Starbucks menggunakan popularitasnya untuk menjual sesuatu yang efeknya sama.
Starbucks terjun ke pasar yang sedang booming dengan meluncurkan minuman energi rendah kalori berupa jus buah dan ekstrak kopi hijau. Mereka sadar, baik kopi maupun minuman berenergi, keduanya adalah stimulan yang berguna dalam meningkatkan aktivitas fisik.
Extension ini berhasil dan produk minuman berenergi Starbucks banyak terjual di pasaran.
Apple
Di awal kemunculannya, Apple hanya membuat komputer. Namun, salah satu produk yang paling terkenal adalah iPod, yaitu alat pemutar musik atau MP3. Apple melihat peluang untuk memasuki teknologi baru ini.
Laporan dari Statistica menunjukkan Apple berhasil menjual lebih dari 22 juta unit pada kuartal pertama tahun 2009. Keberhasilan ini menjadi jembatan peluncuran produk baru seperti iPhone, yang terjual lebih dari 77 juta unit pada kuartal pertama 2018.
Sampai saat ini, Apple terus berusaha menggunakan brand extension untuk meluncurkan produk-produk baru, seperti smart watch.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa contoh brand extension yang gagal?
Kegagalan brand extension terjadi ketika produk baru tidak berkaitan dengan produk asli. Pelanggan akan memandang adanya ketidaksesuaian bahkan menimbulkan pandangan negatif.
Contohnya adalah perusahaan yang mengeluarkan pasta gigi ternama, Colgate-Palmolive Company. Dikutip dari Hubspot, awalnya Colgate berhasil memperluas mereknya dan menciptakan produk perawatan mulut berbeda, yaitu sikat gigi. Mereka tahu bahwa pasta gigi dan sikat gigi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Namun, usaha extension Colgates tidak berjalan mulus ketika mereka membuat Colgate’s Kitchen Entrees. Merek pasta gigi ternama mencoba memperluas mereknya ke industri makanan.
Colgate beranggapan bahwa pelanggan akan makan terlebih dahulu dan kemudian menggunakan pasta gigi Colgate setelahnya.
Brand extension ini gagal karena penjualan frozen food sangat kontras dengan identitas merek Colgate. Dikarenakan pelanggan sudah mengasosiasikan nama merek dengan perawatan gigi, sulit bagi mereka melihat perusahaan dengan industri berbeda.
Mulai karirmu dalam
digital-marketer
Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!